Tambah Wawasan Dengan Mengenal Detektor Metal

Alat yang biasa digunakan untuk mendeteksi adanya kandungan metal seperti besi, stainless, dan jenis logam lainnya pada suatu objek sering disebut dengan istilah detektor metal. Selain itu, alat ini juga berfungsi sebagai sistem keamanan. Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya terkait cara kerja nya, ataupun komponen utama dari alat ini.

Sejarah Metal Detector

Pada akhir abad ke-19, banyak dari para ilmuwan dan insinyur yang menggunakan pengetahuannya untuk mengembangkan teori kelistrikan dalam upaya merancang sebuah alat yang dapat mendeteksi metal. Rancangan awal pada metal detector ini membutuhkan daya yang besar, sehingga hanya dapat bekerja pada tingkat yang terbatas. 

Ilmuwan yang sangat terkenal seperti Alexander Graham Bell pernah menggunakan alat ini untuk mendeteksi peluru yang bersarang pada dada presiden Amerika Serikat pada masa itu yaitu masa James Garfield pada tahun 1881.

Minelab hadir menawarkan Alat yang berfungsi sebagaimana mestinya. Pada era perkembangan modern dari detektor logam yang dimulai pada tahun 1920, Gerhard Fisher telah mengembangkan sistem radio direction-finding yang digunakan sebagai navigasi yang akurat.

Detektor Metal

Sistem yang digunakan ini bekerja dengan sangat baik, namun Fisher telah menyadari bahwa ada anomali yang terkandung bijih besi di suatu daerah. 

Dia memberikan alasan bahwasannya sinar radio dapat terdistorsi oleh logam, maka hal itu sudah bisa merancang sebuah mesin yang dapat mendeteksi logam dengan menggunakan pencarian beresonansi yang memiliki kumparan pada frekuensi radio. Saat tahun 1925, beliau diberikan hak paten untuk detektor logam, namun orang yang pertama kali menerapkan hal itu adalah untuk Shirl Herr, seorang pengusaha dari Crawfordsville, India.

Aplikasi untuk metal detector ini memiliki suatu portable yang tersembunyi sebagai hal yang diajukan pada bulan Februari tahun 1924, akan tetapi tidak dipatenkan sampai bulan Juli 1928.

Penemuan Herr digunakan oleh Admiral Richard Byrd II dalam Ekspedisi Antartika tahun 1933, pada saat itu digunakan untuk mencari benda yang ditinggalkan oleh penjelajah sebelumnya. Hal itu berlaku hingga kedalaman delapan meter. Ini menjadikan alat yang paling sering ditemui oleh masyarakat sejak merebaknya isu teror bom di Indonesia.

Pada saat itu, setiap petugas keamanan berada dimana-mana seperti di gedung kantor bahkan sampai ke tempat hiburan dan tempat belanja. Alat ini biasa ditempelkan pada barang bawaan pengunjung, yang bertujuan untuk mengetahui apakah barang yang dibawa nya bersifat berbahaya atau tidak. Apabila pengunjung membawa perangkat berbahan logam atau metal seperti ponsel, maka alat itu akan berbunyi nyaring sekali.

Detektor Logam

Hanya sedikit diketahui bahwasannya detektor logam sangat penting dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat. Kebanyakan orang bersikap acuh tak acuh terkait detektor logam ini. Sebuah detektor logam yang dapat menangkap seluruh perkumpulan data titik mentah awan hanya dengan cara yang mirip dengan pemindai tubuh. 

Dengan menggunakan detektor logam juga sangat berfungsi dan memegang peranan penting seperti di bandara. Karena dengan detektor logam yang akan meningkatkan keamanan masyarakat, dan dapat menghindari hal-hal buruk. Seiring perkembangan dengan adanya detektor logam ini, akan mempengaruhi sistem keamanan dunia menjadi lebih terjamin.

Selain itu, ada juga pintu detektor logam yang memiliki padatan sebagai hasil antara lapisan kain tertentu dan permukaan tubuh manusia dapat dimodelkan oleh pintu detektor logam ini. Setelah hal itu, maka analisis elemen akan dilakukan dan akan selesai dalam kisaran waktu yang kurang dari sepuluh menit. Dengan demikian, pemeriksaan keamanan dapat dilakukan dengan cepat seperti distorsi dan peregangan yang merupakan salah satu penggunaan yang utama pada pintu detektor logam.