Proses Pembuatan Dalam Belajar Film

Belajar film menjadi tantangan tersendiri bagi para pencinta sinema yang ingin membuat film berkualitas dan mendidik untuk masyarakat banyak. Apalagi di Indonesia sekarang ini sedang mengalami krisis tayangan mendidik, banyak acara yang hanya mementingkan rating semata daripada makna dalam cerita. Anak-anak menonton film atau acara yang bukan segmen nya, seperti kekerasan maupun hal dewasa lainnya yang kian mengkhawatirkan.  

Belajar film pada suatu karya terdiri dari penggabungan jalinan cerita yang terbentuk dari menyatu nya peristiwa atau adegan. Adegan terdiri dari beberapa sudut dalam pengambilan gambar. Dengan demikian, pengolahan sebuah karya film yang harus diusahakan dengan sempurna. Bila ada beberapa bagian yang biasanya perlu diulang atau diperbaiki untuk mendapatkan hasil yang paling baik yang biasa disebut re-take.

Pada film Komunikasi yang tercipta hanya berjalan satu arah yaitu kepada para penonton. Untuk menyampaikan amanat film tersebut, dibutuhkan suatu media. Terdapat 3 faktor utama yang mendasari bahasa film, yaitu faktor gambar/visual (sebagai sarana utama) yang memiliki daya tarik tersendiri di luar jalan cerita.

Faktor suara/audio berfungsi sebagai sarana penunjang agar memperkuat informasi, juga menciptakan suasana yang sesuai dengan visual. Serta faktor waktu, keterbatasan waktu membatasi penggunaan kedua sarana tadi. Penonton akan menganggap semua informasi itu penting sehingga justru akan membingungkan imajinasi.

Dalam pembuatan suatu film diperlukan proses yang cukup panjang sebelum akhirnya dapat dipertontonkan terhadap publik. Dimulai dari mengolah ide cerita dan makna yang ingin diangkat menjadi sebuah skenario lengkap dengan tahapan. Agar tetap mengikuti kerangka, alur jelas dan tidak melenceng jauh dari ide awal yang akan diatur oleh sutradara, penulis skenario, dan produser.

Lalu memasuki tahap pembagian kerja kru serta casting untuk para pemeran dalam film, harus dipilih sesuai dengan keahlian yang diperlukan oleh sutradara. Salah satunya untuk menentukan lokasi, penyediaan perangkat produksi, serta pengaturan jadwal agar tetap sesuai rencana. 70% proses produksi dihabiskan hingga tahap ini

Setelah semua siap barulah proses pengambilan gambar/shooting dilakukan, pelaksanaannya hanya tinggal melakukan apa yang sudah direncanakan secara matang. Dan terakhir proses sunting, memilih dan menggabungkan adegan serta menambahkan visual maupun sound effect yang akan lebih mendukung jalannya cerita.

Itulah tahap panjang dalam belajar film yang perlu diperhitungkan secara matang agar dapat menyajikan film berkualitas. Mengutamakan pendidikan dan hiburan yang tepat bagi masyarakat Indonesia.